Monday 10 March 2014

"Kalau kita naik kapal terbang tak sampai Malaysia nanti macam mana eh?"

Tempat. Kita bergantung harap sepenuhnya.
Berita kematian sini sana tak kira masa.

Kebatilan 'dijulang' di tanah air tercinta.

Korupsi semakin terbongkar kisahnya.

Kapal terbang hilang tanpa berita.

Kemarau yang berpanjangan tempohnya.

Muslim di Afrika dibunuh tanpa bicara.

........
.....
..

Dan mereka menanyakan kepadamu: "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah: "Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)."
Surah Yunus : ayat 53

Sejak dua menjak ni, betul betul sangat aku rasa kematian itu sangat sangat dan sangat dekat. Bukannya sebelum ni tak rasa. Tapi sekarang rasanya makin mendekat.

Selalu terfikir. Andai kata, saat sedang aku tulis entri ini, malaikat maut datang beri salam dan dicabutnya nyawa aku. Di manakah bakal menjadi pengakhiran sebenar aku?

Andai. 
Kau tanya apa amalan yang bisa aku persembahkan nanti,
Pastinya jawapannya adalah aku pon tak pasti.
Apakah aku punya amalan sendiri.
Yang bisa melayakkan aku menjadi penghuni syurga kekal abadi.

Terkesan. Dengan apa yang sedang menimpa Malaysia sekarang.

Bermula dengan kemarau yang berpanjangan.
Kisah pemimpin menjadi mangsa kebatilan.
Sampailah hilangnya kapal terbang menambah kejutan.

Terfikir.
Adakah sebab dosa aku yang menggunung tingginya.
Menjadikan tak henti henti bala Allah beri buat Malaysia.

Terasa.
Dunia makin lama makin tenat.
Dengan bebanan dosa yang semakin lama menambah berat.
Seakan tunggu masa datangnya kiamat.
__________________________________________

" Pernah tak kau fikir. Dalam perjalanan kita nak balik Malaysia nanti, Allah uji perjalanan kita. "

" Entah lah. Kalau nak jadi, kun fayakun kan. "

" Apa yang agaknya kita akan rasa eh waktu tu? "

" Kematian dah depan mata? "

" Kau dah bersedia ke? "

" Bersedia apa? "

" Untuk hadapi kematian. "

_________________________________________

Bukannya selama ni kita tak diusik tentang berita kematian kan.

Betapa dah ramai menampar pipi gebu kita dengan tamparan hebat pasal kematian.

Tapi kita adalah kita.

Dapat berita, insaf sebentar.

Kemudian kembali kepada dunia penuh tipu daya.

_______________________________________

" Mu'az, pernah tak kau rasa peliknya kita? "

" Kenapa? "

" Bila dapat berita kematian, kita nangis lah kononnya. Bila baca cerita sahabat syahid, kita dapat lah semangatnya. Bila tengok orang lain sibuk menyeru sini sana, kita rasa kerdil lah kononnya. Tapi.. "

" Tapi apa? "

" Itu hanya sekadar rasa. Kesedaran tanpa sebuah amal untuk kita. Sekadar tersedar kejap. Kemudian tetap tak berubah untuk jadi macam mereka. "

" Mungkin sebab kita manusia. Cepat sangat kita lupa. "

" Tapi sampai bila nak jadi seorang pelupa? Kalau tiba tiba datangnya maut menjemput kita. Takkan nak kata kita lupa adanya maut yang tak pernah tunggu kita? "

Serius semalam.
Tak tidur lena aku dibuatnya.
Seakan tak rasa langsung lenanya.
Terbayang bayang.
Macam mana sekiranya.
Kematian itu tiba tika kita sedang buat dosa?

No comments: